Pengumuman Nilai Hasil UN SD 2011

Semua pasti berdebar-debar, ingin segera tahu hasil Ujian nasional (UN) SD. Kemdiknas telah menyelenggarakan UN SD/MI pada tanggal 10 – 12 Mei 2011. Kapan akan diumumkan? Menurut keterangan dari Dinas Pendidikan, hasil ujian nasional SD diumumkan pada hari Senin, 20 Juni 2011. Hasilnya juga smoga excellent. Selamat atas prestasi UN, selamat dan sukses yaaa….

Adapun peringkat rerata UN tingkat SD  Kota/Kabupaten di Jawa Timur adalah:

  1. Kabupaten Mojokerto
  2. Kabupaten Sidoarjo
  3. Kabupaten Madiun
  4. Kota Mojokerto
  5. Kabupaten Lamongan
  6. Kabupaten Tulungagung
  7. Kabupaten Gresik
  8. Kota Madiun
  9. Kota Lamongan
  10. Kabupaten Nganjuk

peringkat 10 besar tingkat MI se Jawa Timur adalah:

  1. Kabupaten Mojokerto
  2. Kabupaten Sidoarjo
  3. Kabupaten Madiun
  4. Kota Mojokerto
  5. Kabupaten Tulungagung
  6. Kabupaten Lamongan
  7. Kota Madiun
  8. Kabupaten Gresik
  9. Kota Lamongan
  10. Kabupaten Nganjuk.

Bulan Mei Bulan Juara!!!

Alhamdulillah pada bulan Mei 2011 SDI Raudlatul Jannah dapat anugrah berbagai juara lomba sebagai berikut :

  1. Juara 1 lomba tahfidz (hafalan) Al Qur’an Juz 30 tingkat Jawa Timur yang diselenggarakan oleh LPPIQ pada tanggal 23 April 2011. Penganugerahan piala tanggal 28 Mei 2011 di Jatim Expo Surabaya dihadiri oleh Menteri Pendidikan Nasional, Prof. Dr. Muh. Nuh DEA dan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Pakde Karwo – Gus Ipul.
  2. Juara 1 Lomba Drama Bahasa Inggris se-Surabaya tanggal 21 Mei 2011dalam rangka memeriahkan Surabaya Shopping Festival. Diselenggarakan oleh P.T e-Read
  3. Juara 1 lomba Tahfidz (Hafalan) Al Qur’an Juz 30 dan Juara 2 lomba Pidato tingkat Jawa Timur yang diselenggarakan oleh Ma’had Islamic Center eLKISI pada tanggal 21 Mei 2011 memperebutkan piala Ketua DPRD Mojokerto
  4. Juara 2 lomba Pidato tingkat Jawa Timur yang diselenggarakan oleh Ma’had Islamic Center eLKISI pada tanggal 21 Mei 2011 memperebutkan piala Ketua DPRD Mojokerto
  5. Juara 1 dan 2 lomba menggambar se-Surabaya tanggal 21 Mei 2011 dalam rangka memeriahkan Surabaya Shopping Festival. Diselenggarakan oleh P.T e-Read

Apakah Target kita tahun ini?? JUARA!!!

Apa kabar Matematika? Kenapa harus takut matematika?

Apa kabar Matematika?

Kenapa harus takut matematika?

Matematika selama ini menjadi momok menakutkan untuk dipahami dan diikuti. Bahkan matematika mungkin bisa diidentikan dengan hantu yang selalu menakuti jika bertemu. Sehingga sang anak saat belajar matematika selalu ”kalah sebelum berperang”. Mungkin ini lebih disebabkan karena langsung bertemu dengan rumus-rumus baku dan angka-angka. Apalagi bila diperkenalkan kepada pemula, siswa-siswi sekolah dasar kelas pertama dan kedua.

Padahal kenyataan membuktikan Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang mendapatkan porsi perhatian terbesar baik dari kalangan pendidik, orangtua maupun anak. Tidak sedikit orangtua yang mempunyai persepsi bahwa matematika adalah pengetahuan terpenting yang harus dikuasai anak. Sayangnya, tidak semua anak dibekali kemampuan untuk berprestasi cemerlang di bidang matematika.

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa keberadaan Matematika dalam kehidupan kita sangat diperlukan. Tetapi mau tidak mau kita harus mengakui kenyataan kalau Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dihindari, ditakuti, dibenci dll. Banyak siswa yang baru mendengar kata Matematika saja langsung bereaksi negatif. Ada yang langsung mengeluh matematikanya sulit lah bahkan kadang sampai membawa-bawa sang guru, Gurunya galak ! Gurunya hobinya marah ! atau pendapat yang lain yang ikut membawa dampak penyakit bahwa Matematika itu adalah sesuatu yang menakutkan. Akibatnya sang anak belajar dengan perasaan yang tidak tenang sehingga pelajaran yang disampaikan jadi tidak optimal. Kondisi seperti ini membuat tidak hanya sang anak yang kebingungan tetapi orang tua pun sering dibuat kalang kabut (pusing memikirkannya). Segala daya dikerahkan para orangtua bagi anaknya. Mulai dari les sampai ikut bimbingan belajar.

Dari beberapa kenyataan di atas maka timbullah tanda tanya besar / pertanyaan : “Kenapa citra Matematika begitu buruk di mata sebagian siswa kita? “. Berikut ini beberapa hal yang “mungkin” langsung maupun tidak langsung yang bisa menjawab pertanyaan di atas :

1. Faktor Intern

Yang dimaksud faktor intern adalah faktor Matematika itu sendiri. Matematika adalah pelajaran menuntut banyak analisa, perhitungan, logika dll (sehingga banyak siswa yang cenderung memilih menghafalkan dari pada berhitung).

2. Faktor Ekstern

Faktor Ekstern adalah faktor yang berada di luar Matematika dan terdiri dari guru dan siswa.

  • Guru

Guru memegang peranan yang sangat penting dalam pendidikan (sebenarnya lebih tepatnya pembelajaran). Penguasaan materi yang dicapai siswa tentu saja sedikit banyak tergantung pada guru. Hal yang patut diperhatikan dari  faktor ini, yaitu tentang pola pengajaran dan perilaku guru.

Mungkin kebanyakan jaman dulu guru Matematika identik dengan galak karena beliau-beliau suka menghukum (istilah jaman dulu di strap) siswa jika mereka tidak mengerjakan soal. Hukuman tersebut juga lebih bersifat fisik, misalnya berdiri di depan kelas dengan satu kaki atau dipukul dengan penggaris (kejam ya?). Tentu saja jaman sekarang tidak ditemui model hukuman seperti itu (semoga saja) tetapi kesan guru galak sudah terpatri dan menyatu dengan Matematika. Hal tersebut seperti penyakit keturunan yang selalu turun temurun hingga anak cucu.

Misalkan seorang siswa sudah tidak senang dengan guru Matematika maka pelan-pelan dia akan apriori juga dengan Matematika. Guru kan bisa diibaratkan  jembatan antara ilmu dengan siswa, jadi gimana siswa bisa menyeberang jika dia tidak melewati jembatan itu. Memang sih siswa bisa menyeberang dengan berenang atau naik perahu, tetapi tidak semua siswa bisa berenang atau menyewa perahu. Benar kalau ada yang bilang siswa kan juga manusia yang bisa belajar sendiri tanpa bantuan sang guru, siswa bisa otodidak.

Tetapi sekali lagi tidak semua siswa bisa berenang, tidak semua siswa bisa belajar sendiri tanpa bantuan guru. So, teacher will always have a very important role in education.

Bagaimana siswa bisa menyukai Matematika jika mereka tidak menyukai guru Matematika? Jadi untuk membuat siswa menyukai Matematika salah satu langkah awal yang bisa ditempuh adalah membuat siswa mencintai menyukai guru Matematika

  • Faktor siswa itu sendiri

Hal yang saya soroti di sini adalah sugesti dan motivasi. Banyak siswa yang sudah terbujuk legenda turun temurun kalau Matematika itu sulit dan gurunya menyebalkan. Legenda itu  benar-benar telah men-sugesti siswa sehingga mereka cenderung kalah sebelum bertanding. Siswa cenderung terlanjur berpikir Matematika sulit sebelum mereka benar-benar mencoba Matematika. Yang kedua adalah motivasi. Sepertinya motivasi siswa untuk menaklukkan Matematika masih rendah, siswa baru tergopoh-gopoh mengejar Matematika setelah pemerintah menetapkan standar minimal kelulusan. Jadi tetap banyak manfaatnya juga pemerintah menetapkan standar kelulusan, setidaknya itu bisa menjadi pemicu siswa lebih rajin belajar Matematika. Saya masih ingat perkataan teman saya waktu Ospek dulu, teman saya tersebut (dia anak pemilik Pamela group di Jogja) berkata “You can if you think you can”. Perkataan itu benar-benar membekas di hati dan kepala saya, bukan berarti segala yang kita pikirkan pasti menjadi kenyataan tetapi perkataan tersebut menunjukkan arti penting motivasi dalam pencapaian prestasi diri.

Akhirnya…

Adakah solusi untuk memperbaiki keadaan Matematika tersebut? Ada salah satu cara yang sedang dikembangkan di Indonesia untuk membantu mengatasi masalah tersebut. Memang cara tersebut masih sebatas dikembangkan di tingkat pendidikan dasar (yaitu SD), semua ini berdasarkan asumsi bahwa pendidikan dasar merupakan pondasi utama yang sangat menentukan kekuatan bangunan pendidikan secara keseluruhan. Yang sedang dikembangkan adalah cara belajar matematika realistik. Lalu adakah cara untuk membuat Matematika (benar-benar sebagai ilmu) menjadi lebih menyenangkan? Jawabannya adalah ada yaitu dengan Matematika realistik yang menyenangkan. Metode yang dirintis oleh Dirjen Dikti  dengan menggandeng pemerintah Belanda tersebut membuat pembelajaran Matematika lebih menyenagkan. Dirjen Dikti membuat proyek bersama untuk mengadaptasi pendidikan matematika realistik dari Belanda supaya diterapkan di Indonesia. Kenapa Matematika Realistik lebih menyenangkan ? Karena matematika biasa seperti dulu dimulai dari rumus dan sesuatu yang abstrak untuk selanjutnya turun ke contoh-contoh soal dan kalau memungkinkan dengan soal-soal cerita (aplikasi). Sebaliknya, matematika realistik dimulai dari hal-hal yang riil (yang dialami) oleh siswa baru ke hal-hal yang lebih abstrak (rumus-rumus dll). (ajibSD / dari berbagai sumber)

Biar matematika jadi hal yang menyenangkan

Matematika mungkin selalu identik dengan hal yang sulit, rumit atau apalah yang bikin matematika kelihatan lebih buruk dari mata pelajaran yang lain. Oleh karena itu, untuk menjadikan “almameter” matematika menjadi lebih baik maka setiap unsur yang berhubungan dengan matematika baik itu guru, orangtua atau bahkan siswa sendiri harus merubah paradigma berfikir tentang kondisi matematika sendiri. Dari dulu ampek sekarang matematika selalu dipandang sebagai hal yang menakutkan bahkan jika cuma mendengar saja mereka sudah “keder” sehingga mereka yang mau belajar matematika selalu menjadi “kalah sebelum berperang”. Paradigma ini mungkin bisa dibilang seperti penyakit turunan artinya pandangan terhadap matematika itu bawaan dari nenek moyang kita dulu yang mungkin tidak menyukai matematika karena suatu alasan.

Di sini mungkin kita, orang yang masih menyukai matematika dan ingin menjadikan matematika menjadi lebih baik, harus berjuang keras untuk merubah paradigma tersebut. Mungkin beberapa hal berikut bisa dijadikan alternatif obat untuk menyembuhkan penyakit yang menganggap bahwa matematika adalah sesuatu yang menakutkan. Langkah-langkah yang bisa kita lakukan sekarang adalah

  1. merubah paradigma berfikir. (bahwa matematika bukanlah momok tetapi matematika adalah teman yang menyenangkan)
  2. belajar mengajar matematika dengan metode yang menyenangkan (mengajar dengan hati)
  3. menemukan beberapa formula / teori-teori baru tentang menyelesaikan soal-soal matematika yang bisa membuat matematika menjadi menyenangkan

Melaui blog ini mungkin saya akan mencoba menemukan beberapa teori / formula baru untuk mengajarkan matematikan yang mungkin bisa memperbaiki reputasi matematika. Mungkin teori baru saya ini banyak kekurangannya sehingga menimbulkan pro dan kontra tapi Insya Allah setidaknya bisa membuat pembelajaran matematika menjadi menyenangkan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna kesempurnaan teori saya ke depan. Semoga Allah SWT meridhoi usaha kita dalam memajukan pendidikan khususnya pendidikan yang islami. Amin!!!

Selamat membaca. Hidup Matematika.